KARANGANYAR - Ada banyak cara yang dilakukan untuk
melestarikan budaya Jawa, seperti dilakukan Pemerintah Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
Sejak pagi tadi, aktivitas pegawai dan pelayanan di Kantor Pemerintah Kabupaten Karanganyar, tampak berbeda wajib menggunakan bahasa Jawa krama inggil.
Pada apel yang digelar di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, petugas protokoler menggunakan bahasa Jawa tingkat tertinggi ini. Lantunan bahasa Jawa bisa didengar mulai dari aba-aba, laporan komandan, hingga amanat inspektur.
http://jogja.okezone.com
Tidak hanya saat apel, setiap kegiatan pemerintahan, peserta rapat dinas pun menggunakan krama Inggil. Suasana rapat tampak lebih akrab karena rapat tidak terkesan kaku.
Sekda Kabupaten Karanganyar, Samsi, menjelaskan penggunaan bahasa ini sudah berlangsung selama empat tahun mulai di kantor pemkab hingga kantor desa. Tak hanya di lingkungan pemerintahan saja, krama inggil juga digunakan dalam pelayanan publik lain seperti di puskesmas kota.
“Dengan berkomitmen kuat dan dari hati ke hati penggunaan bahasa karma inggil dapat dilaksanakan. Tamu yang datang mestinya juga berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil,” ucap Samsi, Rabu (4/4/2012).
Selain berbahasa Jawa, para pegawai juga wajib mengenakan baju lurik batik khas Karanganyar. Nama dada pun ditulis menggunakan huruf Jawa.
Seorang warga Karanganyar yangt tengah berobat di puskesmas, Kiyatni, mengaku lebih nyaman jika dokter menggunakan bahasa Jawa. Selain mudah dipahami, penggunaan bahasa Jawa ini lebih ramah. ”Lebih mudah bagi saya, kan saya orang Jawa asli,” ucap Kiyatni.
Krama inggil adalah bahasa terhalus. Biasanya bahasa ini digunakan oleh anak saat berbicara kepada orangtua atau bawahan kepada atasan. Dengan menggunakan krama inggil, lawan bicara akan merasa lebih dihargai.
Penggunaan krama inggil sebagai bahasa percakapan juga akan menghilangkan kesan elite yang biasanya melekat di kalangan pejabat.
(Widi Nugroho/Sindo TV/kem)
Sejak pagi tadi, aktivitas pegawai dan pelayanan di Kantor Pemerintah Kabupaten Karanganyar, tampak berbeda wajib menggunakan bahasa Jawa krama inggil.
Pada apel yang digelar di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, petugas protokoler menggunakan bahasa Jawa tingkat tertinggi ini. Lantunan bahasa Jawa bisa didengar mulai dari aba-aba, laporan komandan, hingga amanat inspektur.
http://jogja.okezone.com
Tidak hanya saat apel, setiap kegiatan pemerintahan, peserta rapat dinas pun menggunakan krama Inggil. Suasana rapat tampak lebih akrab karena rapat tidak terkesan kaku.
Sekda Kabupaten Karanganyar, Samsi, menjelaskan penggunaan bahasa ini sudah berlangsung selama empat tahun mulai di kantor pemkab hingga kantor desa. Tak hanya di lingkungan pemerintahan saja, krama inggil juga digunakan dalam pelayanan publik lain seperti di puskesmas kota.
“Dengan berkomitmen kuat dan dari hati ke hati penggunaan bahasa karma inggil dapat dilaksanakan. Tamu yang datang mestinya juga berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil,” ucap Samsi, Rabu (4/4/2012).
Selain berbahasa Jawa, para pegawai juga wajib mengenakan baju lurik batik khas Karanganyar. Nama dada pun ditulis menggunakan huruf Jawa.
Seorang warga Karanganyar yangt tengah berobat di puskesmas, Kiyatni, mengaku lebih nyaman jika dokter menggunakan bahasa Jawa. Selain mudah dipahami, penggunaan bahasa Jawa ini lebih ramah. ”Lebih mudah bagi saya, kan saya orang Jawa asli,” ucap Kiyatni.
Krama inggil adalah bahasa terhalus. Biasanya bahasa ini digunakan oleh anak saat berbicara kepada orangtua atau bawahan kepada atasan. Dengan menggunakan krama inggil, lawan bicara akan merasa lebih dihargai.
Penggunaan krama inggil sebagai bahasa percakapan juga akan menghilangkan kesan elite yang biasanya melekat di kalangan pejabat.
(Widi Nugroho/Sindo TV/kem)
0 komentar:
Posting Komentar